Metedeologi Siklus Hidup Sistem
Siklus Hidup Sistem
Siklus hidup sistem (system life cycle), atau slc, adalah
proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer. Slc terdiri dari serangkaian tugas yang erat yang
mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut
mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, slc sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.
Tahap –tahap siklus
hidup
Empat tahap pertama adalah perencanaan, analisis, rancangan,
dan penerapan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama dinamakan siklus hidup
pengembangan sistem (system development life cycle) – sdlc. Tahap kelima adalah
tahap penggunaannya, yang berlangsung sampai tiba waktunya untuk merancang
sistem itu kembali mengakibatkan siklus tersebut akan berulang.
Pengelolaan siklus
hidup
Siklus hidup yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa
informasi, di bantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi.
Di banyak perusahaan, tanggung jawab masih berada pada tingkat ini. Namun,
kecendrungan saat ini juga meletakan tanggung jawab pada tingkat yang lebih
tinggi dan lebih rendah. Sekarang, manajemen siklus hidup tentu saja terentang
melewati beberapa tingkat organisasional dan melibatkan manajer di luar jasa
informasi.
Tahap Perencanaan
Pengembangan subsistem cibs seharusnya mendapat perhatian
yang sama besarnya dlam perencanaan seperti proyek-proyek besar lainnya,
seperti pengenalan produk baru atau konstruksi pabrik baru.
Keuntungan dari
merencanakan proyek CIBS
Komite pengarah sim dan tim proyek mengantisipasi bahwa
perencanaan akan menghasilkan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Ø
Menentukan lingkup dari proyek. Unit organisasi,
kegiatan atau sistem manakah yang akan terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini
memberikan perkiraan awal dari skala sari sumber daya
Ø
Mengenali berbagai area permasalahan potensial.
Perencanaan akan menunjukan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan
semestinya sehingga hal ini dapat dicegah.
Ø
Mengatur urutan tugas. Banyak tugas-tugas terpisah
yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas ini diatur dalam urutan logis
berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan akan untuk efesiensi.
Ø
Memberikan dasar untuk pengembalian. Tingkat
kinerja dan metode pengukuran tertentu harus dispesifikasikan sejak awal.
Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan
1. Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek cibs biasanya
dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam
lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi
pencetusnya, karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati
gejala-gejala permasalahan.
2. Mengidentifikasi masalah
Setelah
manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar
dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, pada titik ini manajer tidak berusaha
untuk mengumpulkan semua informasi. Sebaliknya, manajer hanya mencari untuk
mengidentifikasi dimana sebenarnya letak permasalah dan penyebabnya.
3. Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analisis sistem mengembangkan
suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan
pemakai. Pada titik ini, tujuannya hanya dinyatakan secara umum. Nanti
tujuan-tuijuan ini akan dibuat lebih spesifisik.
4. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem
Sistem baru dalam operasinya tidak akan
bebeas dari kendala. Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan, seperti
laporan pajak yag diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang
dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lain berasal dari manajemen perusahaan,
seperti keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem
pada tanggal tertentu.
Kendala-kendala ini penting untuk
diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan cara ini,
baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala ini.
5. Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan
sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan:
o
Teknis. Tersediakah perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?
o
Pengembalian ekonomis. Dapatkah sistem yang
diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?
o
Pengembalian non ekonomis. Dapatkah sistem yang
diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak diukur dalam
uang?
o
Hukum dan etika. Akankah sistem yang diajukan
beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
o
Operasional. Apakah rancangan sistem seperti itu
akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya?
o
Jadwal. Munkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktu yang diterapkan?
6. Mempersiapkan usulan mempersiapkan sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak,
diperlukan penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar
yang terinci bagin rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan
sistem itu dan bagaimana melakukannya. Analisis akan menyiapkan usulan
penelitian sistem yang memberi dasar
bagi manajer untuk memberikan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis
Hal penting yang harus diingat tettang
usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan.
Selebihnya akan dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan, tetapi pada
titik ini, perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia. Dan, perkiraan
jauh lebih baik dari pada tanpa
informasi sama sekali.
7. Menyetujui atau menolak penelitian proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro
dan kontra proyek dan rancangan sistem yng diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan –
keputusan teruskan/hentikan.
Ketika komite membuat keputusannya,
diajukan dua pertanyaan penting:
1.
Akankah sistem yang diusulkan mencapai
tujuannya?
2.
Apakah penelitian proyek yang diusulkan
merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem?
Jika keputusannya adalah teruskan, proyek akan berlanjut ketahap
penelitian, jika keputusannya adalah hentikan, semua pihak mengahlikan
perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8. Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, komite
pengarah sim menetapkan pengendalian proyek dengan menetukan apa yang harus
dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.
Memantau
jadwal proyek setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus
didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian. Berbagai teknik
dokumentasi dapat digunakan, termasuk berbagai jenis tabel, grafik , dan
diagram. Sejumlah besar sistem perangkat lunak manajemen proyek tersedia untuk
menghasilka dokumentasi yang diperlukan. Contoh yang populer adalah microsoft
project.
Tahap analisis
1.
Mengumumkan penelitian sistem
Ketika perusahaan menerapkan aplikasi
komputer baru, manajemen mengambil langkah-langkah untuk memastikan kerjasama
para pekerja. Perhatian mula-mula ditujukan pada kekuatiran pegawai mengenai
cara komputer mempengaruhi kerja mereka. Cara terbaik untuk melawan kekuatiran
ini adalah komunikasidengan pegawai tentang (1) alasan pegawai menggunakan
proyek (2) bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2.
Mengorganisasikan tim proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian
sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai,
dan bukan spesialis informasi, sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil,
pemakai sangat perlu berperan aktif, dari pada hanya berperan pasif.
3.
Mendefinisikan kebutuhan informasi
Analisis mempelajari kebutuhan informasi
pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi :
wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survei. Dari semua
metode ini, wawancara perorangan lebih disukai, dengan alasan :
·
Menyediakan komunikasi dua arah dari pengamatan
bahasa tubuh.
·
Dapat meningkatkan antuasiasme pada proyek baik
dari pihak spesialis, maupun pihak pemakai.
·
Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan
spesialis informasi
·
Memberi kesempatan bagi peserta untuk
mengungkapkan pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
4.
Mendefinisikan kiteria kinerja sistem
Setelah kebutuhan informasimanajer
didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasi secara tepat apa yang
harus dicapai oleh sistem, yaitu kinerja sistem.
Misalkan, seorang manajer perusahaan yang
membutuhkan laporan biaya bulanan mungkin bersikeras pada kiteria kinerja
berikut :
§
Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan
kertas dan tampilan komputer.
§
Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari
setelah akhir bulan.
§
Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya
aktual dengan anggarannya baik intuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga
sekarang (year do date).
5.
Menyiapkan usulan rancangan
Analisis sistem memberikan kesempatan bagi
manajer untuk membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Disini,
manajer harus menyetujui rancangan dan dukungan bagi keputusan tersebut
termasuk di dalam usulan rancangan.
6.
Menyetujui atau menolak rancangan proyek
Manajer dan komite pengarah sim
mengevaluasi susulan rancangan dann menentukan apakah akan memberikan
persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan
analisis lain dan menyerahkan kembali, atau proyek ditinggalkan. Jika
disetujui, proyek maju ketahap rancangan.
Tahap rancangan
1.
Menyiapkan rancangan yang terperinci
Analisis bekerja sama dengan pemakai dan
mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam
modul teknis. Beberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi
secara top-down, dimulai gambaran
besar dan secara bertahap mengarah terinci. Pendekatan top-down
ini merupakan ciri rancangan terstruktur (stuctured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat
sitem ketingkat subsistem.
2.
Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi
sistem
Sekarang
analisis harus mengidentifikasi konfigurasi
– bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil
terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan
suatu proses yang berurutan, dimuali dengan identifikasi berbagai kombinasi
yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
3.
Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi
sistem
Analisis, bekerja sama dengan manajer,
mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan
subsistem kiteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada. Dengan memakai
sistem pemasukan pemesanan debagai contoh, anggaplah bahwa pilihannya adalah
alternatif 3.
4.
Memilih konfigurasi terbaik
Analisis mengevaluasi semua konfiugurasi
subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi
satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisis membuat ekomendasi kepada
manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut,
persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite pengarah sim.
5.
Menyiapkan usulan penerapan
Analisis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang
mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang
diharapkan, dan biayanya.
6.
Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan
ini sangatlah penting, karena usaha ini
akan sangat meningkatkan juml;ah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang
diharapkan dari sitem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
Tahap penerapan
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
1.
Menerapkan penerapan
Karena hanya tinggal satu tahap
pengembangan yang tersisa sebelum sistem baru diguanakan, manajer dan spesialis
informasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlakukan untuk menerapkan
rancangan sistem . Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan
rencana penerapan yang rinci.
2.
Mengumumkan penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para
pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman
ini adalah menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama mereka.
3.
Mendapatkan sumber daya perangkat keras
Rancangan sistem disediakan bagi para
pemasok beberapa jenis peralatan komputer yang
terdapat pada konfigurasi yang disetujui.
4.
Mendapatkan sumber daya perangkat lunak
Ketika perusahaan memutuskan untuk
menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programer menggunakan
dokumentasi yang disiapkan oleh analisis
sistem sebagai titik awal. Proramer dapat meneyediakan dokumentasi yang
lebih terperinci, sepei bahasa inggris
terstruktur atau bagan arus program. Dilakukan pengkodean, dan pengujian
program. Hasil akhirnya adalah software
library dari program aplikasi.
Jika perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application software)
dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama
seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras, yaitu rfp dan
usulan.
5.
Menyiapkan data base
Penglola
database (database adminbistrator – dba) bertanggung jawab untuk semua
kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
Dalam beberapa kasus, perlu dikumpulkan
data baru, dan dalam kasus lain, data yang telah ada perlu dibentuk kembali
sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru. Tugas ini dilaksanakan dan data
dimasukan dalam database. Jika
perusahaan belum menggunakan sistem manajemen database (database management system – dbms), dba akan berperan penting dalam memilih
perangkat lunak tersebut.
6.
Menyiapkan fasilitas fisik
Jika perangkat keras dari sistem baru tidak
sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu
dilakukan konstruksi baru atau prombakan. Ruang komputer yang menyimpan mainframe atau komputer mini berskala
besar merupakan kombinasi yang rumit dari lantai yang ditinggikan, pengendalian
suhu dan kelembaban yang khusus, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dan
sebagainya. Pembangunan fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus
dijadwalkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7.
Mendidik pesrta dan pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan
mempengaruhi banyak orang, beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka
ini disebut peserta, dan mereka meliputi operator entry data, pegawai coding dan pegawai administrasi lainnya.
Yang lain akan menggunakan output sistem.
Orang ini semuanya harus dididik tetang peran mereka dalam siste.pendidikan
harus dijadwalkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan
yang dipelajari mulai diterapkan.
8.
Menyiapkan usulan custover
Proses
menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru
disebut custover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai,
tim proyek merekomendasikan kepada manjer akan dilaksanakan cutover. Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan lisan.
9.
Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru
Manajer dan komite pengarah sim menelaah
status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen
menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover.
Bila manjemen menolak rekomendasi itu, manajemen menentukan tindakan yang
harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen
menjadwalkan tanggal baru.
1 Ada
4 pendeatan dasar : percontohan, serentak, bertahp, dan paralel
1.
Percontohan
(plat) percontohan adalah suatu sistem percobaan yang
diterapkan dalam suatu subset dari
keseluiruhan operasi, seperti pada suatu kantor atau darah tertentu.
Contohnya angkatan udara.
2.
Serentak (immediate)
pendekatan yang [paling sederhana adalah beralih dari sitem lama ke sistem
barupada saat yang ditentukan. Namun, pendekatan ini hanya layak bagi
perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahn waktu menjadi makin
besar jika skala operasi meningkat.
3. Bertahap (phased) dalam cutover
bertahap, sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
Misalnya perusahaan dapat melakukan cutover
pada sistem pemasukan pemesanan, diikuti oleh sistem persediaan dan seterusnya.
4. Paralel (parallel) cutover paralel mengharuskan sistem lama dipertahankan
sampai sitem baru telah diperiksa secara
menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengaman yang paling baik tehadap
kegagalan tetapi adalah yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus
dipertahankan.
Tahap penggunaan
Tahap penggunaan terdiri dari 3 langkah
1.
Menggunakan sistem
Pemakai menggunkan sistem untuk mencapai
tujuan yang diidentifikasikan ada tahap
perencanaan.
2.
Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian
formal dilakukan untuk menetuka seberapa baik sistem baru itu memenuhi kiteria
kinerja. Studi semacam ini disebut dengan penelaah setelah penerapan (postimplementation review) dan dapat
bdilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seseorang auditor internal.
3.
Memelihara sistem
Serlama manajer mengguanakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem
terus memberikan dukungan yang
diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan
sistem (system
maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksanakan untuk 3 alasan :
1.
Memperbaiki
kesalahan pengguna sistem mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terseteksi
dalam pengujian sistem. Kesalah kesalah ini dapat diperbaiki.
2.
Menjaga
kemuktahiran sistem dengan berlalunya waktu, terjadi perubahan-perubahan
dalam lingkungan sistem yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau
perangkat lunak. Contohnya, pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan
sosial.
3. Meningkatkan sistem ketika manajer menggunakan sistem, mereka
melihat cara-cara melakukan peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada
spesialis informasi yang memodifikasi sistem sesuai saran tersebut.
Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi
bahwa sistem itu tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada komite pengarah
sim bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (rengineered).
Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang dapat mencakup dukungan untuk
beralih pada suatu siklus hidup sistem baru.
Menyetujui atau Menolak Rekayasa Ulang Sistem
Komite pengarah SIM menentukan apakah suatu siklus sistem
baru itu perlu. Jika ya, dibuat keputusan tentang kapan tahap perencanaan akan
dimulai. Siklus hidup yang baru dapat mengikuti pola rekayasa mundur (reverse engineering), restrukturisasi,
atau rekaysa maju (forward engineering).
Prototyiping
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai
potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses
menghasilkan sebuah prototipe disebut prototyping.
Jenis-jenis prototipe
Ada dua jenis prototipe. Prototipe jenis I sesungguhnya akan
menjadi sistem operasional. Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat
dibuang berfungsi sebagai cetak biru bagi
sistem operasional.
Pengembangan Prototipe Jenis I
1.
Mengidentifikasikan
kebutuhan pemakai. Analisis sistem mewancarai pemakai untuk mendapatkan
gagasan dari apa yang diiginkan pemakai terhadap sistem.
2.
Mengembangkan
prototipe. Analisis, sistem mungkin bekerja sama dengan spesialis informasi
lain, menggunakan satu atau lebih peralatan
prototyping untuk mengembangkan sebuah prototipe. Contoh dari peralatan prototyping adalah integrated application generator
dan prototyping toolkist. Integrated
application generator adalah sistem
perangkat lunak jadi yang mampu menghasilkan semua tampilan yang diinginkan
dalam sistem baru – menu, laporan, layar, database dan sebagainya.
3.
Menentukan apakah
prototipe dapat diterima. Analisis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan memberi
kesempatan kepada mereka untuk membiadakan diri dengan sistem.
4.
Mengunakan
prototipe. Prototipe ini menjadi
sistem operasional.
Pengembangan
prototipe jenis II
5. Mengkodekan sistem
operasional. Programer menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean
(coding) sistem operasional.
6. Menguji sistem
operasional. Programer menguji
sistem.
7. Menentukan jika
sistem operasonal dapat diterima. Pemakai
memberi masukan kepada analisis apakah sitem dapat diterima.
8. Menggunakan
sistem operasional.
Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya
dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan
untuk memuat semua elemen penting.
Prototyping dan
Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Bagi sistem berskala kecil, prototyping dapat menggantikan
sistem hidup pengembangan sistem. Namun, bagi sistem berskala bedar atau sistem
yang mempengaruhi unit organisasi yang besar, prototy[ping dipadukan dengan
SDLC. Misalnya, prototyping dapat digunakan dalam tahap analisis untuk membantu
para pemakai mendefinisika kebutuhan informasi mereka dan dalam tahap rancangan
untuk mengevaluasi konfigurasi aiatem alternatif.
Daya Tarik Prototyping
Pemakai maupun spesialis informasi menyukai prototyping,
untuk alasan-alasan berikut :
·
Komunikasi antara analisis sistem dan p[emakai
membaik.
·
Analisis dapat bekerja dengan lebih baik dalam
menentukan kebutuhan pemakai.
·
Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan
sistem.
·
Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan
lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan sistem.
·
Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai
megetahui apa yang diharapkannya.
Keuntungan-keuntungan ini
memungkinkan prototyping menghemat
biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pemakai dengan sistem yang
dihasilkan.
Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping bukannya tanpa potensi kegagalan, yaitu :
§
Ketergesaan untuk membuat prototipe mungkin
menghasilkan jalan pintas dalam definisi permasalahan, evaluasi alternatif, dan
dokumentasi.
§
Pemakai mungkin sangat tertarik dengan prototipe
tersebut sehingga mereka mengharapkan sesuatu yang tidak realistis dari sistem
operasional itu.
§
Prototipe jenis I mungkin tidak efesien sistem
yang dikodekan dalam bahasa pemrograman .
§
Hubungan komputer manusia yang disediakan oleh
peralatan prototyping tertentu
mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Baikpemakai maupun spesialis informasi harus waspada terhadpap
kegagalan potensial ini ketika mereka memilih untuk mengikuti pendekatan prototyping.
Penerapan yang
Mempunyai Prospek yang Baik untuk Prototyping
Prototyping
bekerja paling baik pada penerapan-penerapan dengan karakteristik sebagai
berikut :
Ø
Risiko
tinggi masalah tidak tertstruktur
dengan baik, terdapat tingkat perubahan yang tinggi dari waktu ke waktu, dan
persyaratan data tidak menentu.
Ø
Pertimbangan
interaksi pemakai sistem menyediakan
dialog yang on-line antara pemakai
dan komputer mikro atau terminal.
Ø
Jumlah
pemakai banyak kesepakatan mengenai
rincian rancangan sukar dicapai tanpa pengalaman langsung.
Ø
Dibutuhkan
penyelesaian yang tepat.
Ø
Perkiraan
tahap penggunaan sistem yang pendek.
Ø
Sistem
yang inovatif sistem tersebut adalah
yang paling muktahir, baik dalam cara penyelesaian masalah, maupun dalam
penggunaan perangkat kerasnya.
Ø
Perilaku
pemakai yang sukar ditebak pemakai
tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dengan sistem seperti ini
Penerapan yang tidak mempunyai ciri ini dapat dikembangkan
dengan mengikuti SDLC secara
tradisional.
sumber : buku jilid 1 Raymond MC leod, Jr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar