Senin, 03 Desember 2012

Metedeologi Siklus Hidup Sistem


Metedeologi Siklus Hidup Sistem



Siklus Hidup Sistem
Siklus hidup sistem (system life cycle), atau slc, adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Slc terdiri dari serangkaian tugas yang erat yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, slc sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.

Tahap –tahap siklus hidup
Empat tahap pertama adalah perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle) – sdlc. Tahap kelima adalah tahap penggunaannya, yang berlangsung sampai tiba waktunya untuk merancang sistem itu kembali mengakibatkan siklus tersebut akan berulang.

Pengelolaan siklus hidup
Siklus hidup yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, di bantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Di banyak perusahaan, tanggung jawab masih berada pada tingkat ini. Namun, kecendrungan saat ini juga meletakan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. Sekarang, manajemen siklus hidup tentu saja terentang melewati beberapa tingkat organisasional dan melibatkan manajer di luar jasa informasi.

Tahap Perencanaan
Pengembangan subsistem cibs seharusnya mendapat perhatian yang sama besarnya dlam perencanaan seperti proyek-proyek besar lainnya, seperti pengenalan produk baru atau konstruksi pabrik baru.

Keuntungan dari merencanakan proyek CIBS
Komite pengarah sim dan tim proyek mengantisipasi bahwa perencanaan akan  menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai  berikut:
Ø  Menentukan lingkup dari proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang akan terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini memberikan perkiraan awal dari skala sari sumber daya
Ø  Mengenali berbagai area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya sehingga hal ini dapat dicegah.
Ø  Mengatur urutan tugas. Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan akan untuk efesiensi.
Ø  Memberikan dasar untuk pengembalian. Tingkat kinerja dan metode pengukuran tertentu harus dispesifikasikan sejak awal.

Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan

1.      Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek cibs biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-gejala permasalahan.
2.      Mengidentifikasi masalah
Setelah  manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, pada titik ini manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi. Sebaliknya, manajer hanya mencari untuk mengidentifikasi dimana sebenarnya letak permasalah dan penyebabnya.
3.      Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analisis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Pada titik ini, tujuannya hanya dinyatakan secara umum. Nanti tujuan-tuijuan ini akan dibuat lebih spesifisik.
4.      Mengidentifikasi kendala-kendala sistem
Sistem baru dalam operasinya tidak akan bebeas dari kendala. Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yag diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lain berasal dari manajemen perusahaan, seperti keharusan menggunakan perangkat keras yang telah  ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal  tertentu.
Kendala-kendala ini penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan cara ini, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara  kendala-kendala ini.
5.      Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan:
o   Teknis. Tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?
o   Pengembalian ekonomis. Dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?
o   Pengembalian non ekonomis. Dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak diukur dalam uang?
o   Hukum dan etika. Akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
o   Operasional. Apakah rancangan sistem seperti itu akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya?
o   Jadwal. Munkinkah menerapkan sistem  dalam kendala waktu yang diterapkan?

6.      Mempersiapkan usulan mempersiapkan sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar yang terinci bagin rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana melakukannya. Analisis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar  bagi manajer untuk memberikan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis
Hal penting yang harus diingat tettang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan. Selebihnya akan dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan, tetapi pada titik ini, perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia. Dan, perkiraan jauh lebih baik dari  pada tanpa informasi sama  sekali.

7.      Menyetujui atau menolak penelitian proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yng diusulkan, serta  menentukan apakah perlu diteruskan – keputusan teruskan/hentikan.
           
Ketika komite membuat keputusannya, diajukan dua pertanyaan penting:

1.      Akankah sistem yang diusulkan mencapai tujuannya?
2.      Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem?

Jika keputusannya adalah teruskan, proyek akan berlanjut ketahap penelitian, jika keputusannya adalah hentikan, semua pihak mengahlikan perhatiannya ke masalah-masalah lain.

8.      Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, komite pengarah sim menetapkan pengendalian proyek dengan menetukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.
Memantau jadwal proyek setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian. Berbagai teknik dokumentasi dapat digunakan, termasuk berbagai jenis tabel, grafik , dan diagram. Sejumlah besar sistem perangkat lunak manajemen proyek tersedia untuk menghasilka dokumentasi yang diperlukan. Contoh yang populer adalah microsoft project.

Tahap analisis
1.      Mengumumkan penelitian sistem
Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru, manajemen mengambil langkah-langkah untuk memastikan kerjasama para pekerja. Perhatian mula-mula ditujukan pada kekuatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka. Cara terbaik untuk melawan kekuatiran ini adalah komunikasidengan pegawai tentang (1) alasan pegawai menggunakan proyek (2) bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.

2.      Mengorganisasikan tim proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai, dan bukan spesialis informasi, sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif, dari pada hanya berperan pasif.

3.      Mendefinisikan kebutuhan informasi
Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi : wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survei. Dari semua metode ini, wawancara perorangan lebih disukai, dengan alasan :
·         Menyediakan komunikasi dua arah dari pengamatan bahasa tubuh.
·         Dapat meningkatkan antuasiasme pada proyek baik dari pihak spesialis, maupun pihak pemakai.
·         Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi
·         Memberi kesempatan bagi peserta untuk mengungkapkan pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.

4.      Mendefinisikan kiteria kinerja sistem
Setelah kebutuhan informasimanajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasi secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kinerja sistem.
Misalkan, seorang manajer perusahaan yang membutuhkan laporan biaya bulanan mungkin bersikeras pada kiteria kinerja berikut :
§  Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer.
§  Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan.
§  Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya aktual dengan anggarannya baik intuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year do date).

5.      Menyiapkan usulan rancangan
Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Disini, manajer harus menyetujui rancangan dan dukungan bagi keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.

6.      Menyetujui atau menolak rancangan proyek
Manajer dan komite pengarah sim mengevaluasi susulan rancangan dann menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali, atau proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ketahap rancangan.

Tahap  rancangan
1.      Menyiapkan rancangan yang terperinci
Analisis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi secara  top-down, dimulai gambaran  besar dan secara bertahap mengarah terinci. Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (stuctured design), yaitu rancangan bergerak dari  tingkat  sitem ketingkat subsistem.

2.      Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Sekarang  analisis harus mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses yang berurutan, dimuali dengan identifikasi berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.

3.      Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analisis, bekerja sama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang  dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem kiteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada. Dengan memakai sistem pemasukan pemesanan debagai contoh, anggaplah bahwa pilihannya adalah alternatif  3.

4.      Memilih konfigurasi terbaik
Analisis mengevaluasi semua konfiugurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisis membuat ekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite pengarah sim.

5.      Menyiapkan usulan penerapan
Analisis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

6.      Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangatlah  penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan juml;ah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sitem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.

Tahap penerapan
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
1.      Menerapkan penerapan
Karena hanya tinggal satu tahap pengembangan yang tersisa sebelum sistem baru diguanakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlakukan untuk menerapkan rancangan sistem . Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang rinci.
2.      Mengumumkan penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama mereka.
3.      Mendapatkan sumber daya perangkat keras
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok beberapa jenis peralatan komputer yang  terdapat pada konfigurasi yang disetujui.
4.      Mendapatkan sumber daya perangkat lunak
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analisis  sistem sebagai titik awal. Proramer dapat meneyediakan dokumentasi yang lebih terperinci, sepei bahasa inggris  terstruktur atau bagan arus program. Dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya adalah software library dari program aplikasi.
Jika perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras, yaitu rfp dan usulan.
5.      Menyiapkan data base
Penglola database (database adminbistrator – dba) bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
Dalam beberapa kasus, perlu dikumpulkan data baru, dan dalam kasus lain, data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru. Tugas ini dilaksanakan dan data dimasukan dalam database. Jika perusahaan belum menggunakan sistem manajemen database (database management system – dbms),  dba akan berperan penting dalam memilih perangkat lunak tersebut.
6.      Menyiapkan fasilitas fisik
Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai  dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau prombakan. Ruang komputer yang menyimpan mainframe atau komputer mini berskala besar merupakan kombinasi yang rumit dari lantai yang ditinggikan, pengendalian suhu dan kelembaban yang khusus, keamanan, peralatan  pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dan sebagainya. Pembangunan fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus dijadwalkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7.      Mendidik pesrta dan pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang, beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka ini disebut peserta, dan mereka meliputi operator entry data, pegawai coding dan pegawai administrasi lainnya. Yang lain akan menggunakan output sistem. Orang ini semuanya harus dididik tetang peran mereka dalam siste.pendidikan harus dijadwalkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8.      Menyiapkan usulan custover
Proses  menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru disebut custover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai, tim proyek merekomendasikan kepada manjer akan dilaksanakan cutover. Usulan itu dapat  berbentuk memo  atau laporan lisan.
9.      Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru
Manajer dan komite pengarah sim menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal  cutover. Bila manjemen menolak rekomendasi itu, manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen menjadwalkan tanggal baru.
1    Ada 4 pendeatan dasar : percontohan, serentak, bertahp, dan paralel
1.      Percontohan (plat)  percontohan adalah suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam suatu subset dari  keseluiruhan operasi, seperti pada suatu kantor atau darah tertentu. Contohnya angkatan udara.
2.      Serentak  (immediate) pendekatan yang [paling sederhana adalah beralih dari sitem lama ke sistem barupada saat yang ditentukan. Namun, pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahn waktu menjadi makin besar jika skala operasi meningkat.
3.      Bertahap (phased) dalam cutover bertahap, sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu. Misalnya perusahaan dapat melakukan cutover pada sistem pemasukan pemesanan, diikuti oleh sistem persediaan dan seterusnya.
4.      Paralel (parallel) cutover paralel mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai  sitem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengaman yang paling baik tehadap kegagalan tetapi adalah yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.

Tahap penggunaan
Tahap penggunaan terdiri dari 3 langkah
1.      Menggunakan sistem
Pemakai menggunkan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan ada tahap  perencanaan.
2.      Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menetuka seberapa baik sistem baru itu memenuhi kiteria kinerja. Studi semacam ini disebut dengan penelaah setelah penerapan (postimplementation review) dan dapat bdilakukan oleh seseorang  dari  jasa informasi atau  oleh seseorang auditor internal.
3.      Memelihara sistem
Serlama manajer mengguanakan sistem,  berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus  memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem  (system maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksanakan untuk 3 alasan :
1.      Memperbaiki kesalahan pengguna sistem mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terseteksi dalam pengujian sistem. Kesalah kesalah ini dapat diperbaiki.
2.      Menjaga kemuktahiran sistem dengan berlalunya waktu, terjadi perubahan-perubahan dalam lingkungan sistem yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau perangkat lunak. Contohnya, pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan sosial.
3.      Meningkatkan sistem  ketika manajer menggunakan sistem, mereka melihat cara-cara melakukan peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi yang memodifikasi sistem sesuai saran tersebut.

 Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem itu tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada komite pengarah sim bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (rengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang dapat mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup sistem baru.

 Menyetujui atau Menolak Rekayasa Ulang Sistem
Komite pengarah SIM menentukan apakah suatu siklus sistem baru itu perlu. Jika ya, dibuat keputusan tentang kapan tahap perencanaan akan dimulai. Siklus hidup yang baru dapat mengikuti pola rekayasa mundur (reverse engineering), restrukturisasi, atau rekaysa maju (forward engineering).

Prototyiping
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut prototyping.
Jenis-jenis prototipe
Ada dua jenis prototipe. Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang berfungsi sebagai cetak biru bagi  sistem operasional.

Pengembangan Prototipe Jenis I        
1.      Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai. Analisis sistem mewancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diiginkan pemakai terhadap sistem.
2.      Mengembangkan prototipe. Analisis, sistem mungkin bekerja sama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan sebuah prototipe. Contoh dari peralatan prototyping adalah integrated  application generator dan prototyping toolkist. Integrated application generator  adalah sistem perangkat lunak jadi yang mampu menghasilkan semua tampilan yang diinginkan dalam sistem baru – menu, laporan, layar, database dan sebagainya.
3.      Menentukan  apakah  prototipe  dapat  diterima. Analisis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membiadakan diri dengan sistem.
4.      Mengunakan prototipe. Prototipe ini menjadi sistem operasional.

                                                    
Pengembangan prototipe jenis II

5. Mengkodekan sistem operasional. Programer menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean (coding) sistem operasional.
6. Menguji sistem operasional. Programer menguji sistem.
7. Menentukan jika sistem operasonal dapat diterima. Pemakai memberi masukan kepada analisis apakah sitem dapat diterima.
8. Menggunakan sistem  operasional.
Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.

Prototyping dan Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Bagi sistem berskala kecil, prototyping dapat menggantikan sistem hidup pengembangan sistem. Namun, bagi sistem berskala bedar atau sistem yang mempengaruhi unit organisasi yang besar, prototy[ping dipadukan dengan SDLC. Misalnya, prototyping dapat digunakan dalam tahap analisis untuk membantu para pemakai mendefinisika kebutuhan informasi mereka dan dalam tahap rancangan untuk mengevaluasi konfigurasi aiatem alternatif.

Daya Tarik  Prototyping
Pemakai maupun spesialis informasi menyukai prototyping, untuk alasan-alasan berikut :
·         Komunikasi antara analisis sistem dan p[emakai membaik.
·         Analisis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
·         Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
·         Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan sistem.
·         Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai megetahui apa yang diharapkannya.
Keuntungan-keuntungan ini memungkinkan prototyping menghemat biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pemakai dengan sistem yang dihasilkan.


 Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping bukannya tanpa potensi kegagalan,  yaitu :
§  Ketergesaan untuk membuat prototipe mungkin menghasilkan jalan pintas dalam definisi permasalahan, evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
§  Pemakai mungkin sangat tertarik dengan prototipe tersebut sehingga mereka mengharapkan sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasional itu.
§  Prototipe jenis I mungkin tidak efesien sistem yang dikodekan dalam bahasa pemrograman .
§  Hubungan komputer manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Baikpemakai maupun spesialis informasi harus waspada terhadpap kegagalan potensial ini ketika mereka memilih untuk mengikuti pendekatan prototyping.

Penerapan yang Mempunyai Prospek yang Baik untuk Prototyping
Prototyping bekerja paling baik pada penerapan-penerapan dengan karakteristik sebagai berikut :
Ø  Risiko tinggi  masalah tidak tertstruktur dengan baik, terdapat tingkat perubahan yang tinggi dari waktu ke waktu, dan persyaratan data tidak menentu.
Ø  Pertimbangan interaksi pemakai  sistem menyediakan dialog yang on-line antara pemakai dan komputer mikro atau terminal.
Ø  Jumlah pemakai banyak  kesepakatan mengenai rincian rancangan sukar dicapai tanpa pengalaman langsung.
Ø  Dibutuhkan penyelesaian yang tepat.
Ø  Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek.
Ø  Sistem yang inovatif  sistem tersebut adalah yang paling muktahir, baik dalam cara penyelesaian masalah, maupun dalam penggunaan perangkat kerasnya.
Ø  Perilaku pemakai yang sukar ditebak  pemakai tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dengan sistem seperti ini
Penerapan yang tidak mempunyai ciri ini dapat dikembangkan dengan mengikuti SDLC secara  tradisional.


sumber : buku jilid 1 Raymond MC leod, Jr.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar