Rabu, 13 Juni 2012

Panduan Wirausaha: Salah Informasi, Akibatnya Keliru Mengeksekusi Bisnis



Informasi Bisnis harus dicermati dengan baik, agar tidak salah memutuskan.
Kekeliruan dalam pengambilan keputusan akan sangat berakibat fatal bagi bisnis dan masa depan kita. Informasi-informasi yang ada di sekitar kita benar-benar harus difilter sedemikian rupa. Kemampuan menangkap sesuatu dari setiap informasi, sering disebut sebagai ‘insting bisnis’. Kabar baiknya, kemampuan ini dapat diasah dan dilatih seperti kemampuan-kemampuan lain.
Kekeliruan kita memahami informasi bisnis dapat berlanjut pada kekeliruan lain yang bisa menempatkan kita pada tepian jurang kegagalan. Jika Pada artikel sebelumnya, kekeliruan masih pada tahap mindset atau pola pikir, maka pada artikel ini, kekeliruan yang kita lakukan dapat berakibat fatal dan langsung.
Bayangkan, jika seorang pilot pesawat tempur salah menterjemahkan informasi mengenai sasaran tembak, apa yang terjadi?
Bukannya keberhasilan dan kemenangan yang diperoleh, tapi sangat mengerikan. Musuh/sasaran masih sehat wal afiat, sang pilot malah membuang-buang amunisi yang sangat mahal harganya. Lebih buruk lagi, sang pilot bisa saja membunuh ratusan bahkan ribuan nyawa yg tidak berdosa. Bisa dibayangkan akibat buruk apa yg akan diterima sang pilot, kan?
Keliru mengeksekusi sebuah bisnis, akibatnya dapat dianalogikan dengan kisah pilot pesawat tempur itu. Pasti sangat mengerikan. Dan Ironisnya, kita sering melakukan kesalahan ini dan baru menyesal jika sudah mengalami akibat buruknya. Maka, untuk itu, sebaiknya kita pelajari satu persatu apa sih sebabnya kita bisa keliru dalam mengeksekusi sebuah bisnis.
Sedikitnya ada 4 (empat) tindakan yang mungkin bisa keliru dilakukan karena kesalahan entrepreneur dalam menterjemahkan informasi bisnis. Ke-4 hal tersebut adalah:
  1. Kerjasama: Keliru mengeksekusi kerjasama dengan orang yang tidak tepat
  2. Investasi: Keliru menanamkan investasi karena tergiur hasil instan (dari informasi yang salah)
  3. Waralaba/Franchise: Keliru mengeksekusi pembelian waralaba karena tersihir oleh trend
  4. MLM: Keliru mengikuti bisnis MLM karena ajakan teman yang bertubi-tubi, padahal logika bisnisnya tidak ada.

Sumber : kampungwirausaha.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar