Rabu, 13 Juni 2012

Mental Wirausaha Di Indonesia Masih Lemah



Jumlah wirausahawan di suatu negara dapat digunakan sebagai indikasi maju tidaknya sebuah negara sebab dengan memiliki banyak wirausahawan otomatis di negara itu akan banyak memiliki usaha mandiri baik yang berwujud perusahaan besar maupun usaha kecil menengah. Sehingga berefek pada meningkatnya dan terbuka lebar jumlah lapangan kerja, yang pada ujungnya akan meningkatkan tingkat perekonomian negara itu.
Sayangnya hal di atas belum terjadi di negara kita tercinta Indonesia. Mental wirausaha di Indonesia masih lemah. Hal ini ditandai dengan sedikitnya jumlah wirausahawan dengan usaha mandirinya. Masih banyak orang yang masih bingung mendapat lowongan pekerjaan tiap tahunnya.
Tiap tahun masih kita temui berbondong-bondong antri puluhan meter di pintu loket bursa kerja. Seandainya setiap pemuda yang baru saja menamatkan pendidikannya memiliki jiwa dan semangat enterpreneurship yang tinggi maka pastilah negara ini akan semakin berdaya saing dengan negara lain terutama dari sektor ekonomi.
Banyak faktor yang menyebabkan jiwa enterpreneurship di Indonesia rendah yang diantaranya disebabkan oleh:
  1. Pola pendidikan di Indonesia yang tidak ataupun kurang memberikan porsi yang cukup akan pendidikan kewirausahaan. Hanya sekolah yang mempunyai basis bidang ekonomi yang memberikannya. Sehingga hal ini menyebabkan orang yang berada di luar bidang pendidikan ekonomi kurang bahkan tidak mengetahui sama sekali.
  2. Pola pikir dan budaya masyarakat yang mayoritas cenderung ingin menjadi pegawai atau karyawan. Terutama menjadi seorang pegawai negeri. Sebab dengan menjadi seorang pegawai negeri seseorang akan lebih terpandang dan lebih dihormati dalam lingkungan sosialnya. Memang dengan hanya menjadi karyawan ataupun pegawai negeri akan terbebas dari resiko dan beban pikiran usaha. Akan tetapi bila menjadi seorang karyawan akan mengalami masalah besar saat perusahaan tempatnya bekerja kolaps dan ancaman PHK di depan mata. Sedangkan dengan menjadi pegawai negeri akan terbebas dari maslah di atas sebab selama negara ini masih berdiri, pegawai negeri akan selalu dipakai. Mereka hanya akan terdepak dari pekerjaannya bila melakukan pelanggaran aturan yang berat. Hal inilah yang mendorong ramainya pelamar saat seleksi CPNS digelar.
  3. Mental yang rendah dalam memulai dan menanggung resiko usaha. Mayoritas akan berkelit dengan beribu alasan bila didorong untuk berwirausaha. Mulai dari alasan tidak memiliki modal sampai alasan tidak memiliki bakat dan jiwa seorang wirausaha. Mental jenis inilah yang memblock keinginan untuk berwirausaha. Maka tak heran meskipun banyak orang yang berminat untuk memulai berwirausaha akan tetapi niatnya hanya sebatas dalam pikiran saja dan mandeg pada perwujudan menjadi kenyataan.
  4. Faktor birokrasi yang rumit dalam mengurus segala surat-surat penting, perijinan, dan pajak sehingga menjadikan keengganan dalam memulai sebuah usaha mandiri. Seorang pengusaha harus bolak-balik kesana kemari dan ditambah masih banyaknya pungli diberbagai tempat.
Sedikit paparan di atas mungkin bisa menggambarkan faktor-faktor mengapa mental berwirausaha di negara kita masih lemah. Lalu bagaimana menjadikan wirausaha menjadi berkembang dan bisa memunculkan banyak wirausaha sukses? Jawabannya ya membudidayakan perilaku berwirausaha mulai sejak dini mulai dari anak-anak yang di bangku sekolah. Jadi di bangku pendidikan inilah mulai ditanamkan mental-mental seorang wirausahawan. Bagaimana seorang wirausaha bersikap, menyelesaikan masalah, kepemimpinan, dan soft skill lain yang berkaitan.
Belajar dari tokoh-tokoh pengusaha yang telah sukses berkecimpung dalam bisnis dan dunia usaha di Indonesia. Dengan mempelajari dan meneladani kisah jatuh bangun perjuangan sebelum menggapai kesuksesan seperti saat ini, niscaya akan membangkitkan semangat untuk berwirausaha serta mengobati mental enterpreneur yang masih lemah.


Sumber : kampungwirausaha.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar