Bisnis coklat monggo yang digelutinya sejak tahun 2005 itu, dibangun dengan dasar pemikiran, mengapa Indonesia harus mengimpor coklat? Padahal, Indonesia yang dia ketahui memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk cocoa. Di beberapa propinsi, lanjut Thierry, seperti Sulawesi Selatan, Sumatera, dan lain-lain, cocoa banyak dihasilkan petani maupun perkebunan berskala besar.
Dengan latar belakang seperti itu ditambah pengetahuannya tentang pembuatan coklat olahan, ia pun mulai memproduksi coklat monggo di Yogyakarta dengan mesin dan peralatan sederhana. Lewat pengelolaan usaha yang professional, usaha yang dikembangkan Thierry, ternyata cukup berhasil di pasar dalam negeri. Meski harus bersaing dengan produsen sejenis dari dalam negeri maupun coklat impor, tapi coklat monggo memiliki basis pasar yang kuat di beberapa daerah di dalam negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar